Kanku nyanyikan sebuah puisi. Bait-bait indah menjadi ganti. Kata cinta yang bersulam indah. Burung yang terbang pasti ku halangi. Untuk meminta pesan rinduku disampaikan. Lewat si burung yang terbang berkawan. Agar rindu ini bisa tersampaikan. Duhai angin yang bertiup sepoi-sepoi malam. Bisakah kau sampaikan. Mungkinsaat ini Rahma belum bisa menerima takdir yang sudah di gariskan. Namun lama kelamaan ia menyadari bahwa inilah hidup. Manusia hanya bisa merencanakan, tetapi tuhanlah yang menentukan. Nah, itulah teman - teman Naskah Drama 7 Orang Tema Keluarga Terbaru : SELAMAT JALAN dari SUARA SASTRA . pembacaanpuisi dengan judul TANAH AIR MATA Karya Sutardji Calzoum Bahkri yang dibacakan oleh arini sukmawati :) kalo kalian suka vidionya jangan lupa LIKE Padapostingan kali ini aku akan berbagi tentang puisi-puisi dari Acep Syahril. Langsung saja ya. Acep Syahril (lahir di Kuningan, Jawa Barat, 25 Nopember 1963) adalah sastrawan Indonesia. Sekarang tinggal di B lok Senerang, Desa Sudikampiran, Indramayu, Jawa Barat. S atu-satunya penyair yang mempublikasikan karya-karya puisinya dengan cara Puisi Naskah Drama; Terjemahan; Redaksi Karas; Naskah Drama. Naskah Drama . Air Mata Senja. Maret 15, 2022 Maret 15, 2022 karas 0 Komentar Karas Nomor 4. Air Mata Senja Karya : Joni Hendri Pelaku: Orang Tua (1 Pemain) Istri Orang Tua (1 Pemain) Tuan Kadi (1 Juli 23, 2021 Juli 23, 2021 karas 0 Komentar Karas Nomor 3. Naskah Drama Zoex Tanahmu yang basah dengan air mata Dengan nyawa kau jaga rumah suci kita . Doa untuk mu yg berjuang Merelakan hidup yg tak berulang Jerit dan tangisan yg tlah di tinggalkan Tuhan menanti mu di dalam surga Nya . Desis jiwa yg menangis Rintihan hati menjerit Takdir berucap hadapi semua Naskah cinta sang kuasa zOcN. Secara denotasi tanah berarti permukaan bumi yang di atas sekali keadaan bumi di suatu tempat atau daratan KBBI893. Kalian kan hinggap di air mata kami ke manapun berlayar kalian arungi airmata kami kalian sudah terkepung takkan bisa mengelak takkan bisa ke mana pergi menyerahlah pada kedalaman air mata 1991 Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air TAPI Oleh. Teks Puisi Lomba Baca Puisi Elegi Toeti Heraty Puisi pilihan putra dan puisi tanah air mata. Yola SeptianaAsisten Produksi. Sutardji Calzoum Bachri Tanah airmata tanah tumpah dukaku mata air airmata kami airmata tanah air kami di sinilah kami berdiri menyanyikan airmata kami di balik gembur subur tanahmu kami simpan perih kami di balik etalase megah gedung-gedungmu kami coba sembunyikan derita kami kami coba simpan nestapa kami coba kuburkan. Sajak Matahari WS Rendra 4. Tanahku Tanah Air Mata. 14 Contoh musikalisasi puisi. Sementara segelintir orang memiliki tanah tiada batas sementara pemilik modal memiliki saham air bersih. Tanah Air Mata Summertime Herman. Naskah-naskah dramanya yang mendapat Hadiah Dewan Kesenian Jakarta adalah Pangeran Sunten Jaya 1973 Ben Go Tun 1977 Serikat Kaca Mata Hitam 1979 dan Sang Prabu 1981. 16 Contoh puisi chairil anwar aku. Sutardji Calzoum Bachri aku bawakan bunga padamu. Puisi tanah air Sabtu 10 Maret 2012. Sutardji Calzoum Bachri Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung air mata bangsa. 13 Contoh puisi lama pantun. Kembalikan Indonesia Padaku Taufiq Ismail 5. PUISI TANAH AIR MATA KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI. Tanah Air Mata Menanam Tanda Kritik Puisi Tanah Air Mata dengan Teori Semiotika 21 Maret 2017 haryatipunya Sastra Tinggalkan komentar. Yang telah dihisap pemilik modal. Pada larik 1 tanah airmata tanah tumpah dukakufrase tanah air mata merupakan gabungan kata tanah dan air mata. Naskah dramanya yang lain yakni Kerajaan Burung 1980 dan Kalpataru 1981 mendapat Hadiah Direktorat Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ratna Nur RohmahSekertaris. 17 Contoh puisi kontemporer singkat. Kalian kan hinggap di air mata kami ke manapun berlayar kalian arungi airmata kami kalian sudah terkepung takkan bisa mengelak takkan bisa ke mana pergi menyerahlah pada kedalaman air mata 1991 Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air TAPI Oleh. Kumpulan Puisi Bertema Cinta Tanah Air terbaru. Sering menulis Puisi dan Naskah Teater. 15 Contoh puisi cinta romantis banget pendek. Keindahan Alam Sumatera Barat. Sementara Sebuah Tumah di Argentina 1980 mendapat hadiah Badan. Lagu diselingi dengan puisi. . Puisi Tanah Air Mata di atas adalah salah satu puisi Tarji yang dihasilkan setelah kumpulan puisi O Amuk KapakIkranegara menyampaikan puisi-puisi yang terkumpul dalam O Amuk Kapak menampilkan potret anak manusia sebagai pribadi secara umum. Defri ar-Rahman Puisi Politik. Sutardji Calzoum Bachri. Selamat Pagi Indonesia Sapardi Djoko Damono Puisi wajib putri. Kepada Peminta-minta Chairil Anwar 3. Beranda Karya Sastra Puisi Tanahku Tanah Air Mata. Fuji Dwi PutriWakil Sutradara. Puisi Wajib TANA AR MATA Oleh. Begitulah ia mengatur pertunjukannya. Berikut ini merupakan berbagai kumpulan puisi bertema cinta tanah air yang saya kumpulkan dari internet. Tanah Air Mata Sutardji Calzoum Bachri 6. Wajah orang tergusur Wajah yang ditilang malang Wajah legam para pemulung yang memungut remah-remah pembangunan Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar. Irfan WalangPemainIrma Nur AfifahAlwama MardianahSeli AfrianiJulita SariIndi HerdiyantiYulianiAryaniElla NurwilianingsihTeam ProduksiSutradara. Air bersih untuk melepas dahaga air bersih untuk membasuh muka kita beli dengan sisa sisa keringat. Sajak-Sajak Slamet Riyadi Slem Reog Danau Dan Ceritanya Air Mata beribu lembar menjadi catatan kecil di pojok waktu yang alasnya air mata merumpunkan cerita dan sajak rindu pada aroma garam dalam tarian danau masih saja seribu kenangan melambai. Yang terluka tetap saja ada dari rahim hingga sakit mencekik tak bersuara radang tumbuh dalam mata lebih terdengar-karena ia saudara. Sutardji Calzoum Bachri aku bawakan bunga padamu tapi kau bilang masih aku bawakan resahku. Lantas Tommy main piano setelah diberi komando Come on Tommy its show time Lantas lagu itu pun berkumandang dari suara yang melengking merdu Tommy Looooove is a many splendor thing. 12 Contoh puisi baru singkat bebas. 131 Mantra untuk mengusir roh halus. Kata-kata telah lama terperang- kap dalam basa-basi dalam teduh pekewuh dalam Isyarat dan kilah tanpa makna. Tanah tempat kita berebah untuk melepas lelah tanah tempat kita bersujud untuk berkeluh kesah masih ngontrak. 171 TANAH AIR MATA. DRAMATISASI PUISITANAH AIR MATAADAPTASI PUISI TANAH AIR MATA KARYA SUTARDJI CALSUM BAHRIKARYA. Ia bersajak ia bernyanyi. Maaf ya kalau berantakan karna gak sempet edit. Malah terdapat pesan moral. About Press Copyright Contact us Creators Advertise Developers Terms Privacy Policy Safety How YouTube works Test new features Press Copyright Contact us Creators. 111 Tangisan Air mata Bunda. Sutardji Calzoum Bachri Tanah airmata tanah tumpah darahku Mata air airmata kami Air mata tanah air kami Di sinilah kami berdiri Menyanyikan airmata kami Dibalik gembur subur tanahmu Kami simpan perih kami Dibalik etalase megah gedung-gedungmu Kami coba sembunyikan derita kami Kami coba simpan nestapa. Teratai Ki Hajar Dewantoro Sanusi Pane 2. Maka aku pun pergi menatap pada wajah orang berjuta. Sedangkan puisi setelah itu potret manusia adalah masyarakat. Tanah Airmata Menanam Tanda. Tanah Air Mata Oleh. 151 Dirimu dan Dustamu. Air mata membanjiri lorong-lorong hati menyaksikan ibu pertiwi tak lagi tersenyum. Sabtu 30082014 - 1704 Defri ar-Rahman. Sedangkan airmata berarti air yang meleleh dari mata ketika menangis dsb KBBL12. Yossie WinarKetua Produksi. Puisi Tanah Airmata Oleh Sutardji Calzoum Bachri Kt Puisi Http Dies Unair Ac Id Wp Content Uploads 2017 09 Teks Puisi Lomba Baca Puisi Pdf Identifikasikanlah Puisi Berikut Ini Berdasakan Ciri Ciri Puisi Brainly Co Id Puisi Tanah Air Mata Karya Sutardji Calzoum Bachri Sch Paperplane Republika 15 Maret 1998 1 Tanah Airmata Tanah Tumpah Dukaku Pdf Download Gratis Contoh Naskah Puisi Pendek Cinta Tanah Air Puisi Indonesia Puisi Pendek Cinta Tanah Air Puisi Indonesia Lengkap Kumpulan Puisi Bertema Cinta Tanah Air Kt Puisi Cute766 Analisis Puisi Tanah Air Mata Docx DRAMATISASI PUISI ā€œTANAH AIR MATAā€ ADAPTASI PUISI TANAH AIR MATA KARYA SUTARDJI CALSUM BAHRI KARYA Irfan Walang Pemain Irma Nur Afifah Alwama Mardianah Seli Afriani Julita Sari Indi Herdiyanti Yuliani Aryani Ella Nurwilianingsih Team Produksi Sutradara Fuji Dwi Putri Wakil Sutradara Yossie Winar Ketua Produksi Yola Septiana Asisten Produksi Leni Setiawati Bendahara Ratna Nur Rohmah Sekertaris Ummi Ainun Wakil Sekertaris Lilla Amalia F ARTISTIK LOGISTIK HUMAS Amaliah 1. Nita Afrianita 1. Aryani Lestari P Lisa Octavia 2. Hesti Novianti 2. Suhihati Janah Manusia selalu di hadapkan pada rahasia-rahasia. Kerahasiaan itu membuatnya menunggu. Menunggu? Apalah arti menunggu? Menunggu hanya pekerjaan konyol sekaligus membosankan, dan kita terjebak pada pilihan, menunggu hingga bosan atau mati sia-sia tanpa hakikat? Opening iringan musik Empat pemain masuk kedalam panggung properti sudah standbay di atas panggung, meja dan payung. Pemain I memegang payung lakon apa yang akan kita mainkan hari ini? Semua pemain berputar satu sama lain Pemain II memegang payung tentang korupsi saja! Semua pemain berputar satu sama lain Pemain III memegang payung bagaimana tentang banjir saja! Semua pemain berputarsatu sama lain Pemain IV memegang payung ya. Banyak sandiwara di bumi ini. pada hakikatnya Hidup hanyalah sandiwara, dan kita terjebak dalam sebuah sandiwara. Pura-pura baik, pura-pura bijak, pura-pura mendidik, pura-pura… pura-ura… semua pura-pura! Pemain I memegang payung lalu lakon apa yang akan kita main kan hari ini? Pemain IV menyanyikan lagu indonesia raya Pemain II membaca text lagu indonesia raya Pemain III kami persembahkan dramatisasi puisi TANAH AIR MATA dari SMAN 1 Anyer, selamat menyaksikan. berputar menghitari panggung dan keluar satu persatu Babak I Narator kini bumi semakin tua, udara semakin panas. Bangunan raksasa dimana-mana? Banyak petani yang kehilangan tanahnya. Akan menjadi apa tanah air kita. Selayaknya kita para pemuda harus menjaga dan merawat Tanah air kita, yang sudah di perjuangkan oleh nenek moyang kita terdahulu. Panggung masih dalam keadaan kosong dari para pemain. Hanya beberapa properti. seprti bak berisi air, sampah pelastik, kardus-kardus bekas, koran bekas dan satu meja panjang tertutup kain warna hitam. Enam orang pemain masuk dengan iringan musik, dengan jalan gontai berirama, dengan gerakan yang sama, persis seperti iringan pekuburan orang mati. Setelah posisi pada tengah panggung, salah satu dari pemain jatuh tak sadarkan diri. Sedangkan yang lain terus mengikuti nada yang sama dengan gerakan yang sama pula. Hingga akhirnya kelima pemain tersebut meniggalkannya seorang diri. Pemain I ekspresi kehausan Tanah airmata tanah tumpah darahku mata air airmata kami airmata tanah air kami di sinilah kami berdiri menyanyikan airmata kami di balik gembur subur tanahmu kami simpan perih kami di balik etalase megah gedung-gedungmu kami coba sembunyikan derita kami Babak III Tujuh orang pemain masuk kedalam panggung mengenakan payung diiringi musik dengan menggerakan tubuh berirama, di lakukan serempak bersamaan menaburkan bunga. 1 menit salah satu dari kelima pemain melihat pemain I dalam keadaan terkulai ekspresi heran, penasaran menghampiri pemain I. pemain I sadar, ekspresi sedih Tanah airmata tanah tumpah darahku mata air airmata kami airmata tanah air kami di sinilah kami berdiri menyanyikan airmata kami di balik gembur subur tanahmu kami simpan perih kami di balik etalase megah gedung-gedungmu kami coba sembunyikan derita kami Pemain III sd VII membacakan puisi bersamaaan Tanah airmata tanah tumpah darahku mata air airmata kami airmata tanah air kami pemain VIII ekspresi menggebu di sinilah kami berdiri menyanyikan airmata kami pemain II sd VIII menyanyikan lagu tanah air ku tidak kulupakan Pemain I di balik gembur subur tanahmu kami simpan perih kami di balik etalase megah gedung-gedungmu kami coba sembunyikan derita kami pemain II tapi perih tak bisa sembunyi pemain III ia merebak kemana-mana pemain IV bumi memang tak sebatas pandang pemain V dan udara luas menunggu pemain VI namun kalian takkan bisa menyingkir pemain VI ke manapun melangkah pemain VII kalian pijak airmata kami berlarian sambil mengepakan tangan. pemain VII ekspresi menggebu ke manapun terbang kalian kan hinggap di air mata kami ke manapun berlayar kalian arungi airmata kami Pemain II sd VIII mengepung pemain I pemain I marah kalian sudah terkepung takkan bisa mengelak takkan bisa ke mana pergi menyerahlah pada kedalaman air mata kami. semua pemain terjatuh. 5 detik pemain I sd VIII melambaikan tangan satu persatu. 10 detik bangun satu persatu, menari, mengikuti irama lagu dengan serempak bersamaan. 30 detik kemudian mengambil tongkat dan menghentak-hentakan bersamaan. Sambil bernyanyi Indonesia Tanah air beta bersama-sama. TAMAT DONG šŸ˜€ Peri Sandi Huizche - Mata Luka Sengkon Karta. Foto Peri Sandi – Bagi kamu yang tengah mencari naskah puisi Mata Luka Sengkon Karta karya dari penyair Peri Sandi Huizche, kamu berada di artikel yang tepat. Puisi karya Peri ini sempat viral beberapa waktu silam, lantaran sang penyair asal Sukabumi ini sukses membacakan puisi miliknya yang berjudul Mata Luka Sengko Karta di Teather Ketjil TIM. Penampilan Peri Sandi saat itu pun diabadikan melalui kanal youtube Fadli Zon yang dirilis pada 8 Juli 2017 lalu. Video tersebut kemudian viral, dan saat ini sudah ditonton sebanyak 6 juta kali. Berikut naskah puisinya. Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizache Serupa maskumambang Pupuh mengantarkan wejangan hidup Kecapi dalam suara sunyi menyendiri Pupuh dan kecapi mambalut nyeri menyatu dalam suara genting Terluka, melukai, luka-luka menganga akibat ulah manusia Terengah-engah di dalam tabung dan selang Aku, seorang petani bojong sari Menghidupi mimpi dari padi yang ditanam sendiri Kesederhanaan panutan hidup Dapat untung dilipat dan ditabung 1974 tanah air yang kucinta Berumur 29 tahun Waktu yang muda bagi berdirinya sebuah negara Lambang garuda dasarnya Pancasila Undang-undang 45 Meraaajut banyak peristiwa Peralihan kepemimpinan yang mendesak Bung karno diganti pak harto Dengan dalih keamanan negara Pembantaian enam jendral satu perwira Enam jam dalam satu malam Mati di lubang tak berguna Tak ada dalam perang maha barata Bahkan disejarah dunia Hanya disejarah Indonesia Pemusnahan golongan kiri PKI wajib mati Pemimpin otoriter repelita Rencana pembangunan lima tahun Bisa jadi rencana pembantaian lima tahun Di tahun-tahun berikutnya Kudapati penembak misterius Tak ada salah apa lagi benar Tak ada hukum negara Pembantaian dimana-mana Dor di mulut, Dor di kepala, Diikat tali dikafani karung Penguasa punya tahta Yang tidak ada bisa diada-ada Ehhhhh…. Akulah sengkon yang sakit Berusaha mengenang setiap luka Didada, di punggung Di batuk yang berlapis tuberculosis Malam jumat 21 November 1974. Setiap malam Jum’at Yasin dilantunkan dengan hikmat Bintang-bintang berzikir dengan kedipannya Suara-suara binatang melengkingkan pujian untuk Tuhan Istriku masih mengenakan mukenah, Mengambilkan minum dari dapur Dikejahuan terdengar warga desa gaduh Yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Adili saja si keluarga rombong itu aaaaaaaaaaaaaaaa Usir saja dari kampung sini Bakar saja rumahnya Di lubang bilik ada banyak obor dan petromax menyala meneriakan tegas Saudara segkon, saudara sudah dikepung Abri Kalau mau selamat menyerahlah Saudara tidak bisa kabur Angkat tangaaaaaaaaaaaaaaaan! Itulah naskah puisi Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizche, semoga bermanfaat. * Pos terkaitCelana Gisel Melorot saat di Dermaga Gorontalo Viral, Netizen Langsung HebohRamalan Zodiak Hari Ini, 7 Juni 2023 tentang Percintaan Taurus Akan Ada Keajaiban CintaApalagi Ini? Swedia Gelar Kompetisi Seks, Durasi sampai 6 Jam Per HariGRATIS! Baca Novel Malam Pertama dengan Lelaki Tua10 Jenis Nasi Goreng di Indonesia, Pernah Coba yang Mana? Nomor 7 Paling UnikJemaah Haji Indonesia Wajib Tahu, Lakukan 7 Hal Ini Jika Tersesat di Tanah Suci Mekah TANAH AIR MATA Karya Sutardji Calzoum Bachri Tanah airmata tanah tumpah darahku Mata air air mata kami Airmata tanah air kami Disinilah kami bangun Menyanyikan airmata kami Di balik gembur subur tanahmu Kami simpan perih kami Di balik etalase gedung-gedungmu Kami coba sembunyikan derita kami Kami coba simpan nestapa kami Kami coba kuburkan dukalara Tapi perih tak dapat sembunyi Ia merebak kemana-mana Bumi memang tak sebatas pandang Dan udara luas menunggu Namun kalian takkan dapat menyingkir Kemanapun melangkah Kalian pijak airmata kami Kemana pun terbang Kalian kan hinggap di airmata kami Kemanapun berlayar Kalian arungi airmata kami Kalian sudah terkepung Takkan dapat mengelak Takkan dapat kemana pergi Menyerahlah pada kedalaman airmata kami ============================================================== = Baca Juga = Naskah Burhanuddin Soebely Tanah Air Mata Zian 0 Comments KOOR MAMANG Dangar-dangar kami mahiyau Dangar-dangar kami manyaru Ikam turun dikukus manyan Ikam turun dikukus dupa ANAK KECIL Ada sebuah negeri, tempat kebaikan dan kejahatan bisa dirakit jadi suatu bentuk keselarasan. Ada sebuah negeri, tempat ketidak jujuran dipelihara bersama. Sementara berjuta pengeras suara mengumandangkan pembangunan, kemakmuran dan kesejahteraan. KOOR MAMANG Dangar-dangar kami mahiyau Dangar-dangar kami manyaru Ikam turun dikukus manyan Ikam turun dikukus dupa PEREMPUAN I Dalam nada keluh yang kemudian meningkat menjadi teriakan serak bercampur sedu Duh, Ning Diwata[1], dari balik meja-meja berkilat, para petinggi merasa amat tahu apa yang kami perlukan. Mereka mengira kami kesepian di ceruk gunung. Mereka mengira kami terasing di tengah rimba. Maka mereka babat hutan-hutan. Mereka runtuhi gunung-gunung. Mereka bangun jalan raya. Mereka dirikan rimba beton. Lalu mereka tuntun kami ke dunia yang mereka beri nama kemajuan. Mereka tak tahu, ya, Ning Diwata, bahwa di tengah yang mereka sebut kemajuan itu kami justru merasa terasing dan merasa kesepian. ANAK KECIL Paman Lamut…Paman Lamut. Aku mendengar suara, jerit hewan terluka. Ada orang memanah rembulan. Anak burung gugur dari sarangnya[2] Sepi sejenak. Lalu perlahan masuk suara koor mendaraskan mamang/litani. KOOR MAMANG iiii…lah nang manggaduh tihang aras mula jadi nang manggaduh tihang aras mula ada iiii…lah turunan di gantang amas di gantang kaca turunan di gantang intan di gantang sari iiii…lah langit baputar langit baguncang langit bacampin tanah bagana bakumpang hati carincing gading iiii…lah baganti kulit baganti urat baganti daging basamban darah batunggang angin ANAK KECIL Kami bukanlah raja di bukit-bukit, bukan pula raja di hutan-hutan. Kami adalah anak-anak bukit, bocah-bocah hutan. Bentangan bukit berikut hutan-hutannya telah melahirkan, mengasuh, dan menghidupi kami. Gemercik air di pancur-pancur, suara-suara margasatwa, desir angin di daun-daun, gemerisik ranting-ranting, menjadi tembang kehidupan, indah berpadu dengan tembang nina bobo. PEREMPUAN I Tapi siapakah mereka yang menyesap sanginduyung[3], menebarkan bau bunga cendana di petanahan purba wadah semaian asa? Siapakah mereka yang merobeki rahim ibu bumi dan mengangkuti belulang moyang kami? PEREMPUAN 2 Duh, Ning Diwata, keganasan chain saw telah menciptakan musik rak-rak-gui. Mengalun dari waktu ke waktu. Bahkan dalam tidur pun musik itu terus mengumandang, bersabung konser kecemasan. ANAK KECIL Wahai, tuan-tuan, apalagi yang tersisa? Di mana lagi kami semaikan asa? Bukit-bukit tiada, hutan-hutan tiada, huma-huma tiada, kebun-kebun tiada. Tanah-tanah rekah mengalirkan nanah, pancur-pancur jelaga, sungai-sungai berbisa. Terdengar lengking tangis bayi. Kain-kain hitam perlahan berubah menjadi ayunan. PEREMPUAN I Menyanyi guring-guring anakku guring guring diakan dalam ayunan guring-guring anakku guring matanya kalat bawa bapajam B L A C K O U T EPISODE SATU PEREMPUAN 1 Genap sudah tujuh senja aku melihat Halang Sapah[4] berkulik panjang sembari terbang memutari perkampungan dalam tujuh pusingan pulang-balik. Kulikan itu mirip ratapan. Dan bagi telingaku seakan bunyi gong, gendang dan serunai yang mengalun mengiringi upacara kematian. LAKI-LAKI Apa kau pikir itu merupakan pertanda akan datangnya bencana? PEREMPUAN 1 Entahlah, tapi hatiku terasa tak nyaman. Sudah beberapa malam ini aku sukar tidur. PEREMPUAN 2 Ke arah Balian 1 Adakah pantangan-pantangan yang dilanggar oleh warga kita? Atau pelanggaran adat dan kejahatan yang tidak kita berikan hukuman? BALIAN[5] 1 Tidak ada. LAKI-LAKI Lalu kenapa Ning Diwata seakan siap menurunkan kutuk pada kita? BALIAN 2 Pertanyaanmu itu adalah pertanyaan di hati kami juga. Entah kenapa kemauan alam sekarang sukar ditebak, bahkan hitungan pergantian musimnya pun seakan tak lagi berlaku. BALIAN 1 Kepada Damang Damang, apa pikirmu tentang semua ini? DAMANG Bagiku bencana itu sudah lama tiba. Sepertinya kita cuma tinggal menunggu waktu. PEREMPUAN 3 Maksud, Damang? DAMANG Ketika para petinggi memutuskan untuk membangun kawasan ini, mereka agaknya lupa untuk lebih dahulu mempersiapkan orang gunung seperti kita agar bisa menerima pengaruh kemajuan tanpa harus kehilangan pegangan dalam menilai. PEREMPUAN 3 Keadaan yang dikatakan Damang itu membuat rasa kebenaran, rasa kebaikan, rasa keindahan, yang di waktu lalu tersimpul erat dengan sekian pamali dan ujaran leluhur, sekarang terasa melonggar. PEREMPUAN 1 Yah, orang-orang muda kita yang awam cepat sekali tergoda dengan segala yang menyilaukan. BALIAN 1 Yah, kemajuan kadang diartikan orang dengan keberlebihan semata, sementara keimanan kita, adat kita, tidak mengajarkan keberlebihan itu. Semua yang berlebih kita kembalikan kepada Ning Diwata melewati alam dan kehidupan. PEMUDA 1 Dari luar panggung Damang! MUSIK KANJAR Pemuda 1 masuk panggung PEMUDA 1 Damang, kami ingin tahu jawabanmu tentang persoalan yang kami sampaikan kemarin. DAMANG Jawabanku masih tetap seperti semula. PEMUDA 1 Jadi Damang tetap tak memberi ijin pada kami untuk berangkat ke balik gunung itu? DAMANG Ya, itu bukan penyelesaian yang terbaik. PEMUDA 1 Rupanya Damang tak lagi berpikir tentang keselamatan perkampungan dan kehidupan puak Tingang ini. DAMANG Justru keselamatan dan kesejahteraan kitalah yang terus kupikirkan. PEMUDA 1 Lalu, kenapa Damang tak memberi ijin pada kami untuk menghentikan tindakan orang-orang di balik gunung itu? DAMANG Tindakan mereka memang harus dicermati, tetapi bukan dengan cara menindas ancaman lewat kekerasan, apalagi melalui bentrokan. PEMUDA 1 Kita bertindak karena kita telah dipaksa oleh keadaan. Kita telah turuti anjuran para petinggi agar tak lagi bercocok tanam dengan menggunakan ladang berpindah demi lestarinya alam dan lingkungan kita. Tapi para petinggi itu justru tak mengambil tindakan apa-apa ketika orang-orang di balik gunung sana terus menggunduli hutan-hutan tanpa berusaha menanaminya kembali! DAMANG Aku tengah memikirkan… PEMUDA 1 Memotong cepat Berpikir? Berpikir apalagi? Berpikir dan terus berpikir sementara lingkunga kita kian hari kian terancam. Setiap saat kawasan pegunungan ini digerogoti. Orang di balik gunung itu juga membabat hutan-hutan dengan semena-mena, membabi buta. Hutan-hutan yang kita keramatkan juga mereka babat. Akibatnya para pujut para sangiyang di hutan itu marah sehingga banyak warga puak kita sakit atau meninggal. BALIAN 1 Mau kalian sebenarnya bagaimana? PEMUDA 1 Kami hendak memberikan teguran kepada orang-orang itu. Kalau mereka tidak juga memperhatikan maka kami akan memberikan teguran dengan runcingnya tombak, tajamnya mandau, atau melesatnya damak sumpitan. Tapi Damang tak mengijinkan! BALIAN 1 Damang benar. Negeri ini punya hukum. PEMUDA 1 Apa orang-orang yang ada di balik gunung sana peduli dengan hukum? BALIAN 1 Tak seorang pun yang kebal terhadap hukum. PEMUDA 1 Hukum kadang juga diperdagangkan orang! BALIAN 1 Terkutuklah orang yang memperdagangkan hukum itu! PEMUDA 1 Kutuklah mereka! Sumpahi mereka! Seribu kutuk, sejuta sumpah takkan membuat mereka jera! DAMANG Diam! Orang-orang puak Tingang adalah orang yang berguru kepada alam. Adat kita mengutamakan kejujuran, keberanian, kegagahan dan kebijaksanaan. Keberanian tanpa kejujuran hanyalah melahirkan manusia-manusia angkara. Kegagahan tanpa kebijaksanaan cuma membentuk insan-insan buas. Dan kita bukan manusia angkara, bukan pula insan-insan buas. Semua itu harus kalian tanamkan dalam-dalam di lubuk hati, di segenap padang pikir dan rasa, sebab tanpa hal-hal semacam itu maka kalian bukanlah seorang puak Tingang! Melihat sikap dan mendengar tutur Damang yang penuh perbawa, para pemuda mulai melunak. PEMUDA 1 Lalu, apa yang harus kita lakukan? DAMANG Lusa aku akan ke kota, menyampaikan keluhan kita pada para petinggi. PEMUDA 1 Apa? Bicara? Aahh…suara orang udik, suara orang awam, suara dari bawah, mana mungkin didengar oleh para petinggi? Mana mungkin diperhatikan? DAMANG Pasti didengarkan, pasti diperhatikan, sebab kita juga adalah bagian dari negeri ini, bagian yang wajib untuk diayomi. PEMUDA 1 Agak sinis Yaaahh…kitalah yang selalu mereka pikirkan. Terdengar tangis bayi. PEREMPUAN I Menyanyi Kur sumangat, si bintang timur si bintang timur Lakas bapajam lakasi guring PEMUDA 1 Masih dalam nada sinis Dan tangisan bayi itulah salah satu hasilnya. Ketika terjadi pembangunan kawasan dan pengusahaan hutan-hutan terjadi pulalah wabah perkawinan antara gais-gadis puak Tingang dengan para pendatang. Tapi pendatang-pendatang itu kemudian minggat begitu saja. Tertinggallah istri-istri tanpa suami. Tertinggallah anak-anak tanpa ayah. Anak-anak yang tumbuh bagai pokok-pokok liar di hutan, tak tahu berasal dari buah pohon yang mana. PEMUDA 2 Dari luar panggung Damang ! MUSIK ; KANJAR pemuda 2 masuk panggung PEMUDA 2 Damang, aku barusan datang dari kota. Seorang petugas menitipkan surat ini. Menyerahkan sepucuk surat Damang menerima surat itu lalu membacanya. Sesaat kemudian wajah dan sikapnya berubah. DAMANG Membaca surat Demi kemakmuran bersama maka seluruh puak Tingang diperintahkan agar segera bersiap untuk meninggalkan perkampungan yang dihuni selama ini. BALIAN 2 Apa? Kita harus meninggalkan tanah leluhur ini? Meninggalkan kawasan yang telah menghidupi kita lebih dari tujuh keturunan ini? DAMANG Tak peduli pada ucapan Balian 2, terus membaca surat Berdasar foto udara, kawasan puak Tingang termasuk tanah milik negara. Kawasan puak Tingang akan dialih fungsikan. Di situ akan dijadikan areal pertambangan batu bara. Sebagian lagi akan dijadikan areal perkebunan kelapa sawit, dan sebagian lagi untuk objek wisata. Proyek alih fungsi itu nilai ekonomisnya amat tinggi, amat berguna bagi kemakmuran bersama. PEREMPUAN 1 Kemakmuran? Adakah kata manis yang lebih pahit dari itu? Kata yang demikian menyihir! Kata yang begitu berkuasa, bahkan mampu menjajah mimpi-mimpi! Kata yang akan membuat sebuah perkampungan menjadi masa lalu! DAMANG Terus membaca surat Pahamilah maksud baik kami ini. PEMUDA 1 Maksud baik? Maksud baik untuk siapa? DAMANG Meledak tiba-tiba Ya, maksud baik untuk siapa? Belum cukupkah maksud baik yang mereka hempaskan pada diri kita? menindih bahu-bahu kita yang telah ringkih! Kemakmuran di satu pihak, dan pengorbanan di pihak kita, manusia-manusia yang telah dinilai sebagai sekumpulan orang yang kehilangan rasa sakit, yang ketawa-ketawa dari perahan kenyerian, yang kebal terhadap penderitaan karena bisa menikmatinya! PEREMPUAN 1 larut dalam emosi Damang Dan sekarang kita digiring lagi ke altar pengorbanan, meninggalkan leluhur-leluhur kita yang telah berkubur, meninggalkan sanginduyung-sanginduyung yang tegak di bukit-bukit, meninggalkan semua yang telah menjadi milik kita setelah kita kucurkan keringat, darah dan air mata! DAMANG Laksanakan upacara! Bentangkan jalan untuk aku masuk ke alam sangiyang! Aku hendak membaca tanda-tanda zaman! MUSIK TANDIK BALIAN Tarian upacara berlangsung. Pada gerak persembahan ke arah langgatan, musik tiba-tiba mati, yang terdengar cuma bunyi gong beragam nada yang dipukul satu-satu dan bunyi gemerincing galang hiyang para balian. Seiring dengan itu lampu padam. Dalam kegelapan terdengar para balian mendaraskan mamang/litani. KOOR BALIAN iiii…lah di langit batampa urang di tanah batampa dadi di langit bajunjung kaca di tanah baruntai anggit. PEREMPUAN 1 Dari luar panggung Apa yang kautemui? DAMANG Sarang angin! PEREMPUAN 1 Lepaskan Hakikat diri. Masuki sarang angin MUSIK TANDIK BALIAN SUARA Dari luar panggung Apa yang kau temukan? DAMANG Samudera cahaya. SUARA Seberangi. MUSIK TANDIK BALIAN SUARA Apa yang kautemukan? DAMANG Mahligai kesunyian. SUARA Apa isi mahligai kesunyian? DAMANG Angka-angka. SUARA Kenapa mahligai kesunyian penuh dengan angka-angka? DAMANG Hampir semua orang yang memasuki mahligai kesunyian senantiasa bermaksud membolak-balik angka-angka. SUARA Memotong cepat Kita tidak memerlukan angka-angka! Susupi mahligai kesunyian! Mamang menari tandik balian dengan cepat SUARA Apa warna yang kau suka ?? DAMANG Hijau !! SUARA Mengapa kau menyukai warna hijau ?? DAMANG Mengingatkanku pada alam !! SUARA Apa warna yang kau benci ?? DAMANG Merah !! SUARA Mengapa kau membenci warna merah ?? DAMANG Mengingatkanku pada darah !! Diucapkan berulang sebanyak tiga kali SUARA Apa warna yang kau suka ?? DAMANG Merah !! SUARA Mengapa kau menyukai warna merah ?? DAMANG Mengingatkanku pada alam !! SUARA Apa warna yang kau benci ?? DAMANG Hijau !! SUARA Mengapa kau membenci warna hijau ?? DAMANG Mengingatkanku pada darah !! Diucapkan berulang sebanyak tiga kali DAMANG Ooo, warna-warna senja kala! Pohon-pohon yang tercerabut bersama akar-akarnya! Pohon-pohon yang melintang dan membusuk di jalan waktu! Akankah kubiarkan perkampungan tenggelam dalam air mata, ataukah harus kukibarkan bendera perlawanan? B L A C K O U T EPISODE DUA Panggung redup. Ada anak kecil di situ. Samar kelihatan Damang, terkulai. ANAK KECIL Paman Lamut…Paman lamut. Mereka masukkan Damang itu ke dalam sel yang gelap. Tanpa lampu, tanpa lubang cahaya. Ada hawa tapi tak ada angkasa. Ooo, pengab. Dia pandangi dinding-dinding yang mengurung, lalu… DAMANG aku terpisah di balik kabut tak bertepi secarik kabar darimu akan sangat berarti di sini cuma ada bangku tidur yang dingin dan selalu saja ada penuh ratusan nyamuk seakan suara rakyatku ANAK KECIL Dia bernyanyi. Entah untuk melepas rasa sepi, entah untuk membuang rasa nyeri, entah untuk melonggarkan cekikan putus asa. Paman Lamut…Paman Lamut….di mana letaknya keadilan? Anak kecil keluar panggung B L A C K O U T DAMANG Aku terkurung dalam sel gelap. Suara tercekat hanya dapat menjerit tangis rangrang akan jiwa moyang-moyang yang teriris. Nyanyian rak-rak gui sintuk manampiring bahumbalang. Pusaka tanah air jadi tanah air mata. Sayup-sayup orang bernyanyi DAMANG Tanah air mata Tanah tumpah darahku Mata air air mata kami Air mata tanah air kami Disinilah kami berdiri Menyanyikan air mata kami Dibalik gembur subur tanahmu Kami simpan perih kami Dibalik gembur subur tanahmu Kami coba sembunyikan derita kami Kami coba simpan nestapa kami Kami coba kuburkan dukalara Tapi perih tak bisa sembunyi Ia merebak kemana-mana Hijau ku kini jadi darah Merah ku jadi luka bercucuran nanah[6] Keterangan [1] Ning Diwata = Yang Maha Kuasa dalam kepercayaan Dayak Meratus [2] Penggalan puisi Rendra. [3] Bilah-bilah bambu runcing yang ditancapkan di sekeliling kubur, dipercaya jadi penangkal makhluk jahat. [4] Halang Sapah = elang berbulu merah, dipercayai sebagai pembawa pertanda kematian. [5] Balian = dukun, penghubung dengan alam supranatura [6] Penggalan puisi Sutardji Calzoum Bachri Sumber

naskah puisi tanah air mata